JEMBRANA, wberita.com – Persaingan untuk memperebutkan rekomendasi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di internal Partai Golkar Jembrana semakin sengit.
Ketua DPD Golkar Jembrana I Made Suardana, disebut-sebut bakal sukses merebut rekomendasi tersebut, menyisihkan rival-rivalnya dalam satu kandang, termasuk calon incumbent.
Selain dia merupakan orang nomer satu di Partai Golkar Kabupaten Jembrana, kiprahnya di masyarakat selama menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Bali selama dua preode sudah diakui.
Peluang merebut rekom calon kepala daerah pada Pilkada Jembrana November 2024 mendatang semakin kuat karena dua rival sekandangnya lempar handuk, alias memilih menyerah sebelum pertarungan di mulai.
Baca Juga: Pj Gubernur Agus Fatoni Buka MTQ XXX Tingkat Provinsi Sumsel Tahun 2024 di Kabupaten Muba https://www.wberita.com/pj-gubernur-agus-fatoni-buka-mtq-xxx-tingkat-provinsi-sumsel-tahun-2024-di-kabupaten-muba/
Komang Birawan, Sekjen Partai Golkar Jembrana yang namanya masuk bursa bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Jembrana dari internal Partai Golkar, memilih mundur pertama kali dari pencalonan, sebelum tahapan survei internal di mulai.
Langkah Komang Birawan kemudian diikuti oleh I Wayan Suardika. Wakil Ketua DPRD Jembrana dari Fraksi Golkar ini gagal mengikuti proses survei internal lantaran tidak bersedia membayar uang survei senilai Rp. 50 juta. Dia memilih lempar handuk sebelum pertarungan di internal di mulai.
“Ya benar ada dua kader kami yang mundur dari pencalonan calon kepala daerah di internal Golkar. Sekarang yang tersisa hanya dua kader dan sudah siap mengikuti proser survei internal,” terang Ketua DPD Golkar Jembrana I Made Suardana, dikonfirmasi via WhatsApp Senin (6/5/2024).
Baca Juga: Mendagri Atensi Keamanan Data Pemilih pada Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 https://www.wberita.com/mendagri-atensi-keamanan-data-pemilih-pada-penyelenggaraan-pilkada-serentak-2024/
Lanjutnya, untuk mengikuti tahapan survei internal, bakal calon diwajibkan untuk membayar dana survei Rp. 150 juta untuk satu tahapan survei. Sementara tahapan survei internal dilakukan selama tiga tahap.
“Dari rapat internal diputuskan biaya survei setiap tahapnya kami bagi bertiga, saya, Gede Ngurah Patriana Krisna (Wakil Bupati Jembrana saat ini) dan I Wayan Suardika (Wakil Ketua DPRD Jembrana). Jadinya masing-masing lima puluh juta rupiah,” ujar Suardana.
Namun saat batas pembayaran survei berakhir, yang telah memenuhi kewajiban menurut Suardana hanya dua kader. Masing-masing dirinya dan Ngurah Gede Patriana Krisna. Sedangkan I Wayan Suardika menyatakan mengundurkan diri dari proses survei.
Baca Juga: Optimalkan Kualitas Pelayanan, Ditjen Dukcapil Segera Gelar Bimtek bagi ADB se-Indonesia https://www.wberita.com/optimalkan-kualitas-pelayanan-ditjen-dukcapil-segera-gelar-bimtek-bagi-adb-se-indonesia/
Karena Wayan Suardika telah mundur dari tahapan survei menurut Suardana, kekurangan biaya survei sebesar Rp. 50 juta otomatis menjadi tanggungan berdua (Suardana dan Patriana Krisna).
Ditanya mengenai kesiapannya menghadapi Pilkada Jembrana 2024, Suardana mengaku siap maju bertarung. Nekatnya untuk maju di Pilkada Jembrana dilandasi oleh semangat berjuang bagi masyarakat Jembrana agar lebih maju.
“Saya menyatakan diri siap untuk maju siap berjuang untuk kemajuan masyarakat dan daerah. Berpasangan dengan siapapun saya siap. Tentunya kami mohon restu dari masyarakat Jembrana,” imbuhnya. (dar)












